Rabu, 01 Juli 2009
FILSAFAT
Minggu, 28 Juni 2009
AKU dalam Bayangmu

kutak bisa menahan
lebih lama lagi atas desakan bayangmu
menderu bak beliung mengurungku
menghatamku bagi gada sang bima
hingga nafasku seakan terputus
dan habis
sepi senyap kutatap layar lcd
masih polos
klik namamu masih sepi
gundah gelisah menggerompol bagai tawon
mendengung seribu tanya sejuta rindu
aku kangen padamu
selingkuhanku
by pepe
22.50 wib
Sabtu, 27 Juni 2009
BERHARAP CAHAYA
Kunafaskan udaraku menyesak, menghembus pelan tak melega
Hirupku tak hampa, bercokol dan mendongkol
jantung ini berlubang tanpa Tuhan, paru ini melepuh namamu
Berbagi senyum berbagi sedih inginku denganmu
kekasihku
Ini musimku
Penuh getir,berluka dan mengucur darah
Otak dan hati tak mampu kompromi
Kenapa malam selalu bergerak begitu lambat
Mengapa jam begitu lambat berdetik
jantungku tak mampu berdetak pelan memompa dan terus memompa
aku ingin membunuh waktu
Melepuh
Meledak dalam amarah mati meski bernyawa
ini matiku, untukku dan kusimpan rapi
menutup diri
ini cekamku, meski pagi bercahaya
aku masih
mencari cahayaku
BY ANINDITA
Jogja, possesif, 20:33
Juni 23 2009
tujuh puluh tujuh
Kupintal pelangi, dan itu untukmu
kurajut awan ,itu juga untukkmu
kuwarnani hujan, biru merah kuning hijau
aku terkesima kubuat kaupun jatuh padaku
kukolaborasi hidup dan mati kunikmati gelap terangnya
mengekspresikan mimpi
dan
logikaku mati
berevolusi seperti Darwin, merunduk menegak merunduk lagi
mundur selangkah dalam titik nol norma
selingkuh
lalu aku menyebutmu berkali dan berkali
menangis dan tertawa dalam rindu mendayu dalam waktu yang sama
memusar berpalung dan tsunami mengelegak
baraku dalam siluetmu
aku bergumam dalam konsentrasi
sumpah serapah lewat angin rinduku terkapar
matahari dan bintang meredup
tak bisa kupungkiri aku kehilanganmu
ini tangis ke tujuh puluh tujuh
di tujuh hari tujuh malam
kau pergi
by ANINDITA
Jogja di tangisku kehilangan, 19:33 wib
Di juni 23 2009
Rabu, 17 Juni 2009
Jalan Raya

Senin, 15 Juni 2009
Dikala musim hujan tiba, mulai pula jalanan disekitarku mulai rumah sampai tempat kerja ikutan rusak. Selalu berulang dan terus berulang, cilakanya di lokasi yang sama dari tahun ke tahun. Mengapa bisa terjadi seperti ini? Apa tidak ada anggaran untuk perbaikannya? Tentu tidak karena faktanya selalu diperbaiki. Apa tidak ada tenaga ahlinya? Tentu tidak juga, kan membangun jalan layang aja bisa kok.
Tetapi mengapa jalanan selalu tidak mulus lagi setelah musim hujan tiba?

